Unsur Kebudayaan Universal Kalimantan


A. BAHASA


  • Bahasa Barito/Rumpun Ot Danum
  • Bahasa Borneo Utara
  • Bahasa Borneo Land Dayak (Dayak Darat/Klemantan)
  • Bahasa Borneo Timur Laut
  • Bahasa Borneo Punan-Nibong
  • Bahasa Malayic


B. KESENIAN

1. Madihin 
Seni Madihin adalah suguhan pentas monolog oleh satu atau dua orang seniman tradisional yang merangkai syair  dan pantun diiringi dengan musik gendang khas Banjar. 

Sajian materi  seni ini biasanya melemparkan sindiran – sindiran dan pesan sosial dan moral dengan kosa kata yang menggelitik dan lucu.

2. Mamanda
Seni Mamanda merupakan seni pentas teater tradisional Banjar. Menceritakan kisah-kisah kehidupan masyarakat perjuangan kemerdekaan serta kritik sosial dan politik yang berkembang.

3. Japen
Japen adalah kesenian rakyat Kutai yang dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam. Kesenian ini sangat populer di kalangan rakyat yang menetap di pesisir sungai Mahakam maupun di daerah pantai.

4. Seni Tari Klasik 
Merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di kalangan Kraton Kutai Kartanegara pada masa lampau.

5. Upacara Tiwah 
Upacara memindahkan tulang belulang keluarga yang telah meninggal.

6. Musik Panting Seni 
Musik Panting adalah paduan antara berbagai alat musik seperti Babun, Panting, Biola, Gong, yang menghasilkan irama khas, biasanya mengiringi lagu-lagu tradisional Banjar yang dinyanyikan, atau mengiringi tarian tradisional. 

Istilah panting  diambil dari salah satu jenis alat musik utamanya Panting, yaitu alat musik petik yang mirip dengan Gitar Gambus berukuran kecil.

C. SISTEM DAN TEKNOLOGI

1. Pakaian Adat

a. Provinsi Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat didominasi oleh 2 suku besar yaitu suku Dayak dan suku Melayu. Dalam hal berpakaian, kedua suku tersebut memiliki perbedaan yang sangat mencolok. 

Pakaian adat Kalimantan Barat untuk suku Dayak bernama King Baba dan King Bibinge. King Baba digunakan oleh pria sementara King Bibinge digunakan oleh para wanita, baik King Baba maupu n King Bibinge keduanya dibuat dari serat kulit kayu yang dihias sedemikian rupa dengan beragam pernik dan warna. 

Pemakai pakaian ini juga akan mengenakan beragam aksesoris seperti senjata tradisional maupun perhiasan berupa kalung, manik, manik, dan bulu burung enggang di bagian penutup kepalanya.

b. Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kalimantan Tengah dihuni oleh suku Dayak sebagai suku mayoritas penduduknya. Suku Dayak yang menjadi mayoritas ini utamanya adalah sub suku Dayak Ngaju yang memiliki pakaian adat khas bernama baju sangkarut. 

Pakaian Adat Kalimantan Tengah Baju sangkarut adalah sebuah rompi yang dibuat dari bahan serat kulit kayu yang dicat dengan tinta alami dan ditempeli beragam pernik seperti dari uang logam, kulit trenggiling, kancing, dan benda-benda lain yang dipercaya memiliki kekuatan magis. Baju sangkarut umumnya dikenakan bersama bawahan yang berupa cawat beserta senjata tradisional seperti tombak, mandau, atau perisai.

c. Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Selatan menjadi provinsi yang dihuni oleh mayoritas suku Banjar. Suku Banjar sendiri memiliki 4 jenis pakaian adat untuk peruntukan yang berbeda-beda. 

Keempat pakaian adat tersebut antara lain Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari,Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut, Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan, dan Pangantin Babaju Kubaya Panjang.

d. Provinsi Kalimantan Timur
Masyarakat Kalimantan Timur tersusun atas 2 entitas besar yaitu suku Dayak dan Suku Kutai. Kedua suku ini memiliki pakaian adat yang berbeda. Suku dayak mengenakan pakaian bernama Ta’a dan Sapei Sapaq sementara suku Kutai mengenakan pakaian bernama baju kustim.

e. Provinsi Kalimantan Utara
Kalimantan Utara adalah provinsi pecahan Kalimantan Timur yang sekaligus menjadi provinsi termuda di Indonesia. Budaya masyarakatnya juga hampir mirip dengan budaya Kalimantan Timur dengan suku Dayak sebagai mayoritas suku penduduknya. Hal ini dicirikan dengan diakuinya baju Sapei Sapaq dan Baju Ta’a khas Dayak Kalimantan Timur sebagai pakaian adatnya.


2. Senjata Tradisional

a. Duhung (Kalimantan Tengah)
Duhung dipercaya masyarakat dayak sebagai senjata tertua masyarakat suku dayak. Pada awalnya orang yang memiliki senjata duhung ini adalah Raja Sangen, Raja Sa­ngiang, dan Raja Bunu yang dipercaya sebagai leluhur suku dayak.

Senjata yang ukurannya ber­ki­sar 50-75 cm ini dahulu digu­na­kan sebagai alat berburu atau bercocok tanam. Dalam per­kembangannya, saat ini du­hung tidak lagi berfungsi se­ba­gai senjata melainkan benda pusaka yang dipajang atau di-simpan

b. sumpit/sipet (Kalimantan Tengah)
Sumpit dalam bahasa Kalimatan Tengah disebut Sipet, yaitu senjata tradisional yang digunakan untuk berburu, pertempuran terbuka maupun sebagai senjata pembunuh diam-diam. Penggunaan sumpit yaitu dengan cara ditiup.

Dari segi penggunaannya sumpit atau sipet ini memiliki keunggulan tersendiri karena dapat digunakan sebagai senjata jarak jauh dan tidak merusak alam karena bahan pembuatannya yang alami. Dan salah satu kelebihan dari sumpit atau sipet ini memiliki akurasi tembak yang dapat mencapai 200 meter.

c. Mandau(Kalimantan Tengah)
Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat keampuhan atau kesaktian. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan kepala lawan). 

Ketika itu (sebelum abad ke-20) semakin banyak orang yang berhasil di-kayau, maka mandau yang digunakannya semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya digunakan untuk menghias gagang mandau. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena di-kayau, rohnya akan mendiami mandau tersebut sehingga menjadi sakti. 

Namun, saat ini fungsi mandau sudah berubah, yaitu sebagai benda seni dan budaya, cinderamata, barang koleksi serta senjata untuk berburu, memangkas semak belukar dan bertani.

d. Sangga (Kalimanta Selatan)
Sungga merupakan salah satu senjata yang digunakan oleh masyarakat pada Perang Banjar di daerah Benteng Gunung Madang, Kandangan, Hulu Sungai Selatan. 

Senjata ini dipasang di bawah jembatan yang dibuat sebagai jebakan, sehingga apabila dilalui oleh musuh (tentara Belanda), maka jembatan tersebut akan runtuh dan musuh yang jatuh tertancap pada sungga tersebut.

e. Sarapang (Kalimantan Selatan)
Sarapang secara umum merupakan senjata trisula atau tombak bermata tiga. Namun di Kalimantan Selatan Sarapang berbentuk tombak dengan mata tombak 5 buah yaitu 4 buah disisi dan 1 buah dipusat / ditengah.

Sarapang biasanya digunakan oleh masyarakat Kalimantan Selatan untuk berburu atau menangkap ikan-ikan besar.

f. Keris (Kalimantan Selatan)
Keris adalah merupakan senjata tradisional khas yang dibuat dari besi dan campuran logam. Panjang senjata keris ini sekitar 30 cm. Keris ini merupakan senjata yang umum digunakan oleh masyarakat Indonesia pada waktu lampau.

Namun ukiran dan lekukan keris biasanya membedakan dari daerah mana keris tersebut berasal. Seperti halnya provinsi Kalimantan Selatan memiliki keris khas yang disebut dengan keris banjar .

g. Parang (Kalimantan Selatan)
Parang juga merupakan senjata yang sangat umum ditemukan di Indonesia. Parang merupakan senjata tradisional yang dibuat dari besi dengan bentuk pipih dan salah satu bilah sisinya tajam. Biasanya gagang parang yang berfungsi sebagai pegangan pengguna dibuat dari kayu.

Dalam kehidupan masyarakat Kalimatan Selatan, parang biasanya digunakan sebagai senjata dan alat rumah tangga sehari-hari, sebagai senjata berburu atau alat pertanian.

h. Talawang (Kalimantan Barat)
Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1 – 2 meter dengan lebar 30 – 50 cm. Sebelah luar diberi ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai tempat pegangan.

i. Lonjo (Kalimantan Timur)
Lonjo atau tombak dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bamboo atau kayu keras. 

Fungsi lonjo atau tombak biasanya digunakan untuk berperang atau berburu binatang.

3. Rumah Adat 

a) Rumah Adat Kalimantan Tengah, Rumah Betang
Rumah Betang merupakan rumah adat khas yang dapat dijumpai di banyak tempat di banyak penjuru di Kalimantan. Rumah khas ini terutama ditemui di daerah hulu sungai yang umumnya menjadi pusat tempat tinggal suku Dayak

b) Rumah Adat Kalimantan Barat, Rumah Panjang
Rumah adat dari Kalimantan Barat ini memiliki lebih dari 50 ruangan dengan banyak dapur. Rumah ini juga dihuni oleh banyak anggota keluarga, termasuk juga keluarga inti. Bahkan ada rumah panjang di Kapuas Putussibau yang terdiri dari 54 bilik beranggotakan banyak keluarga di dalamnya.

c) Rumah Adat Kalimantan Timur, Rumah Lamin
Rumah Lamin juga merupakan rumah adat suku Dayak, terutama yang berada di Kalimantan Timur. Kata ‘rumah lamin’ itu sendiri memiliki makna ‘rumah panjang kita semua’, dimana rumah ini memang digunakan secara bersama oleh banyak keluarga yang tergabung dalam satu keluarga besar.

d) Rumah Adat Kalimantan Selatan, Rumah Banjar
Rumah adat khas suku Banjar biasa disebut dengan Rumah Banjar Bubungan Tinggi. Dinamakan seperti itu sebab bagian atapnya yang lancip bersudut 45º. Bangunan rumah adat Banjar ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16 yakni saat daerah Banjar berada di bawah kekuasaan Pangeran Samudera.

e) Rumah Adat Kalimantan Utara, Rumah Baloy
umah Baloy merupakan berdesain panggung yang terdiri dari kayu ulin secara keseluruhan. Kayu ulin merupakan kayu khas Kalimantan yang terkenal sangat kuat struktur seratnya. Kayu ini juga merupakan bahan baku utama dalam pembuatan rumah adat Kalimantan yang lain.

D. MATA PENCAHARIAN HIDUP

1. Berladang 
Kalimantan memiliki landasan tanah yang terdiri dari karang padas, dan lapisan tanah humus yang tipis, sedang daratannya berupa hutan. 

Dengan penduduk yang tidak begitu padat. Berladang menjadi salah satu pilihan mata pencaharian masyarakat suku Dayak. Pekerjaan ini membutuhkan banyak tenaga. Sehingga pengerjaannya dilakukan oleh kelompok yang biasanya berdasarkan hubungan tetangga atau kekerabatan. 

Jadi bisa dibilang sistim mata pencaharian. sistem perladangan dilakukan dengan cara berotasi atau bergilir, merupakan budaya khas semua suku Dayak. Sistem perladangan semacam itu mempunyai kearifan dan pengetahuan tersendiri, dalam hal pemeliharaan keseimbangan lingkungan.

2. Berburu hewan 
Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah masa tanam, yakni saat menunggu panen dari kebun mereka. Mata pencaharian suku Dayak pedalaman ini biasanya berburu di hutan dan mencari ikan di Sungai.

Hewan yang sering menjadi tangkapan mereka dan menjadi makanan sehari-hari adalah babi hutan, unggas dan hewan yang bisa ditangkap lainnya.

3. Mamantan (Penyadap karet)
Mamantan atau dalam bahasa indonesianya penyadap karet, mata pecaharian ini termasuk yang paling utama dalam masyarakat Dayak Bartim.

4. PNS (Pegawai Negeri Sipil)
Sebagian besar pegawai negeri yang dimaksud disini adalah guru dan pekerja instansi pemerintah lainya. Disini PNS lebih tinggi levelnya dibanding penyadap karet karena lebih terhormat kedudukanya. 

5. Karyawan/Karyawati
Karyawan atau karyawati disini kebanyakan berkerja disektor  informal walaupun  sebagian kecilanya juga disektor  formal seperti bekerja diperusahaan-perusahaan swasta seperti batu-bara, kelapa sawit, dan perusahaan pemerintah lainya.

6. Petani
Kebanyak yang benar-benar petani didaerah ini adalah masyarakat pendatang atau transmigrasi asal Jawa dan sebagian flores. Disini petani mengusahakan tanahnya untuk ditanami sayuran seperti kacang panjang, kangkung,  kacang tanah, pisang, dan padi.

7. Wiraswasta
Untuk masyrakat asli barito timur(bar-tim) untuk menjadi seorang wiraswasta adalah sebuah tantangan, karena dari segi  tradisi masyarakat Dayak(Maanyan) tidak ada sejarah yang membuktikan bahwa masyarakatnya adalah pedagang. 

E. PENGETAHUAN

Orang-orang Kalimantan pada umumnya mempunyai pengetahuan tentang hal-hal sebagai berikut:

1.Pengetahuan tentang Alam sekitar/tempat tinggal.
Pengetahuan  tentang alam sekitar,yaitu penngetahuan mengenai musim-musim,dan gejala alam. Pengetahuan tentang musim ini digunakan masyarakatnya untuk menentukan kapan musim tanam bagi mereka yang bertani,sedangkan bagi yang bermata pencaharian melaut musim digunakan untuk mengetahui kapan musim yang baik untuk pergi melaut.

2.Pengetahuan tentang Fauna dan Flora di daerahnya.
Pengetahuan tentang Flora ini berfungsi untuk mengetahui tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar mereka, tumbuh-tumbuhan apa saja yang dapat dijadikan sayur serta tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan suatu penyakit dan tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk upacara keagamaan. 

Pengetahuan tentang Fauna merupakan pengetahuan mengenai binatang-binatang yang ada dan hidup di lingkungan alam mereka. Bagi masyarakat yang suka berburu atau bermata pencaharian berburu pengetahuan ini sangat penting karena untuk mengetahui binatang apa saja yang dapat diburu serta mengetahui daerah buruan. 

Bagi masyarakat petani pengetahuan tentang fauna ini juga sangat penting untuk menjaga tanaman mereka dari binatang yang dapat merusaknya. Tetapi petani juga dapat mengetahui binatang yang dapat dipelihara dan dimanfaatkan untuk menjaga tanaman mereka seperti Anjing yang dapat dilatih untuk untuk menjaga tanaman petani dari gangguan binatang lain seperti Babi dan Anjing juga bisa digunakan untuk berburu.

3.Pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional

Pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional,pengobatan tradisional ini ada yang didapat dari keturunan yang di wariskan secara turun-temurun ataupun dari belajar. Dalam pengobatan tradisional ini bahan yang digunakan untuk obat berasal dari tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar mereka. Tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat ini hampir diketahui oleh semua suku Banjar karena selalu digunakan untuk penyakit yang mereka ketahui, penyebarannya pun lewat mulut ke mulut. 

Pengobatan Tradisional ini penyembuhannya ada dengan tindakan jasmani dan ada dengan tindakan rohani. Tindakan pengobatan secara jasmani ini yaitu tukang urut atau tukang pijat, Bidan beranak/melahirkan, yang mana pengetahuan ini mereka dapat dari orang tua atau keluarga karena faktor keturunan.mereka ada yang mengetahui tentang anatomi tubuh manusia ini ada yang dari mimpi prakteknya. 

Bagi mereka yang tidak mau menerima pengetahuan ini maka tubuh orang itu akan sakit-sakit sampai orang itu benar-benar mau menerima dan melaksanakannya.Apbila mereka dimintai tolong mereka ini tidak boleh menolak.

F. ORGANISASI SOSIAl

Sebagian besar anggota masyarakat di wilayah Kalimantan tengah menganut kepercayaan Kaharingan. Melalui kepercayaan inilah, masyarakat Dayak yang tersebar di beberapa wilayah terpencil bergabung dalam suatu komunitas dan pada saat melaksanakan ritual keagamaan, orang-orang ini membentuk suatu kelompok.

Mereka tidak mempunyai seorang pemimpin maupun tata cara ritual yang tetap. Upacara khusus bisa saja diadakan di rumah orang yang menponsori acara ini. Saman atau balian adalah sosok utama dalam pelaksanaan ritual-ritual tersebut. Karena praktek pengobatan sering muncul sebagai akibat dari gangguan jiwa yang menyebabkan berbagai penyakit, maka ajaran agama ini lebih terfokus pada aktivitas raga.

Mereka percaya penyakit datang karena telah menyinggung salah satu roh / spirit dari beberapa spirit yang menghuni tanah dan ladang, biasanya karena kesalahan dalam memberikan persembahan pada mereka. Tujuan dari balian adalah memanggil kembali jiwa yang tergoncang dan mengembalikan kesehatan dari anggota komunitas melalui ritual ratapan dan tarian.

G. RELIGI

  • Islam 55.68%
  • Katolik 23.50%
  • Kristen Protestan 13.62%
  • Buddha 6.73%
  • Khonghucu 0,26%
  • Hindu 0.21%


Dava

Hanya seorang manusia biasa yang hobi nonton film dan main game

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form