Unsur Kebudayaan Universal Pulau Sumatera

SUMATERA


Sumatera adalah pulau ke-6 terbesar di dunia yang terletak di Indonesia dengan luas 473.481 km². Penduduk pulau ini sekitar 52.210.926. Pulau ini dikenal dengan nama lain yaitu pulau percha, andalas atau suwarnad

Secara umum, pulau Sumatera didiami oleh bangsa Melayu, yang terbagi ke dalam beberapa suku. Suku-suku besar ialah Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau, Basemah, Rejang, Ogan, Komering, dan Lampung. Di wilayah pesisir timur Sumatera dan di beberapa kota-kota besar seperti Medan, Batam, Palembang, Pekanbaru, dan Bandar Lampung, banyak bermukim etnis Tionghoa. 

Penduduk pulau Sumatera hanya terkonsentrasi di wilayah Sumatera Timur dan dataran tinggi Minangkabau. Mata pencaharian penduduk Sumatera sebagian besar sebagai petani, nelayan, dan pedagang. 

Penduduk Sumatera mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil merupakan penganut ajaran Kristen Protestan, terutama di wilayah Tapanuli dan Toba-Samosir, Sumatera Utara. Di wilayah perkotaan, seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Pangkal Pinang, Palembang, dan Bandar Lampung dijumpai beberapa penganut Buddha.

Unsur-unsur kebudayaan Pulau Sumatera 

A. Bahasa 

Sumatera memiliki berbagai bahasa, yaitu : Bahasa Aceh, Bahasa Bangka, Bahasa Alas-Kluet, Bahasa Batak Angkola, Bahasa Batak Mandailing, Bahasa Batak Simalungun, Bahasa Batak Toba, Bahasa Col, Bahasa Dairi, Bahasa Duano, Bahasa Enggano, Bahasa Gayo, Bahasa Haji, Bahasa Kaur, Bahasa Karo, Bahasa Kerinci, Bahasa Komering, Bahasa Kubu, Bahasa Lampung Api, Bahasa Lampung Nyo, Bahasa Lampung Nyo, Bahasa Loncong, Bahasa Lubu, Bahasa Melayu, Bahasa Melayu Tengah, Bahasa Melayu Jambi, Bahasa Mentawai, Bahasa Minangkabau, Bahasa Musi, Bahasa Nias, Bahasa Ocu, Bahasa Pekal, Bahasa Rejang, Bahasa Sikule, Bahasa Simeulue, Bahasa Serawai.

B.Sistem Mata Pencaharian hidup 

a) Perikanan 
Potensi budidaya ikan air tawar yang sangat tinggi di Sumatra Utara terlihat dari banyaknya lahan yang tersedia yang merupakan potensi yang cerah bagi keberlangsungan budidaya perikanan jenis air tawar.

Ketersediaan lahan tersebut semakin potensial karena didukung lagi dengan cukup tingginya antusias masyarakat untuk membudidayakan ikan air tawar ketimbang jenis ikan lainnya seperti payau dan laut.

b) Industri 
Pulau Sumatera sebagai pusat industri berbasis agro dan batubara. Guna mendukung pengembangan kawasan industri tersebut, pemerintah tengah merencanakan untuk membangun jalur kereta api untuk menunjang kegiatan distribusi.

c) Transportasi 
Kota-kota di pulau Sumatera dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat dan lintas pantai timur.

Di beberapa bagian pulau Sumatera, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari Pelabuhan Panjang (Lampung) hingga Lubuk Linggau dan Palembang. Di tengah pulau Sumatera, jalur kereta api hanya terdapat di Sumatera Barat. Jalur ini menghubungkan antara kota Padang dengan Sawah Lunto dan kota Padang dengan kota Pariaman.Di utara Sumatera, jalur kereta api membentang dari kota Medan sampai ke kota Rantau Prapat.

Penerbangan internasional dilayani dari berbagai daerah di Sumatra antara lain di Banda Aceh,Medan,Padang dan beberapa kota lainnya.

C. Organisasi Sosial 

Sumatera memiliki beberapa konsep sopan santun dalam pergaulan untuk membentuk keharmonisan dalam kehidupan. Untuk itu perlu dipahami 4 jalan pergaulan, yaitu :

1. Jalan Mendaki: tata cara seseorang dalam bersikap, bertingkah laku kepada orang yang lebih tua atau dituakan.
Contoh : apabila kita berjalan, seiring dengan orang yang lebih tua dan ingin mendahului mereka maka haruslah meminta izin terlebih dahulu. Menurut format pergaulan, seseorang yang lebih muda harus menghormati yang lebih tua seperti pepatah menyatakan “bakato di bawah-bawah, manyauak di hilie-hilie”.

2. Jalan Menurun: sikap sopan santun yang tua terhadap yang lebih muda, seperti pepatah yang mengatakan “jalan manurun ta antak-antak, ingek-ingek nan di bawah kok tasingguang, jago kato kok manganai” dan juga pepatah berikut “ingek-ingek nan di ateh, nan di bawah kok maimpok, tirih kok datang dari lantai, galodo kok tibo dari muaro”.

Pedoman penting bagi yang dituakan jangan terlalu cepat mencaci maki, jangan emosi, jangan mengajari yang lebih muda hal-hal yang tidak baik.

3. Jalan Mendatar: tata cara pergaulan sesame besar, baik dipandang dari usia maupun status (saling menghargai), “muluik manih kucindan  murah, budi baik kaso katuju, lamak bak santan jo tanguli, pandai bagaua samo gadang, ingek runding kok manganai, jago sandiang kok malukoi”.

4. Jalan Melereng: sopan santun melalui kiasan, pantun, mamang, bidal, pepatah-petitih. Ucapan atau kata kiasan dipergunakan dalam pergaulan “segan menyegani” umpama dengan ipar, besan, mamak rumah.

D. Sistem Pengetahuan 

Sistem pengetahuan di Sumatera dapat dilihat pada peramuan obat-obat tradisonalnya. Namun, peramuan obat ini hanya dapat dilakukan oleh beberapa orang saja, peramu obat di Sumatera sering disebut dengan dukun. Dukun memiliki keterampilan meramu berdasar pada warisan turun menurun.

Beberapa obat tradisional di Sumatera:
  • Kunyit bolai
  • Jariangau
  • Kacang tujuh


E. Agama

Penduduk Sumatera mayoritas beragama islam dan sebagian kecil merupakan penganut ajaran Kristen Protestan,terutama diwilayah Tapanuli, dan Toba-Samosir, Sumatera Utara. Diwilayah perkotaan, seperti Medan, Pekan Baru, Batam, Pangkal Pinang, Palembang, dan Bandar Lampung dijumpai beberapa penganut agama Buddha.

F. Kesenian

1. Seni Musik 

a. Musik Nusantara Daerah Aceh
Jenis alat musik yang digunakan sebagian berbentuk rebana dengan berbagai ukuran, diantaranya canangtring, rebana, gambus, marwas, harubab, gendang serta seruling. Fungsi alat musik seruling sebagai melodi lagu, sedangkan alat musik yang lain sebagai ritmis lagu.

Lagu dari Aceh contohnya, Piso Surit dan Bungong Jeumpa. Bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Aceh, Alas, dan Gayo. 

b. Musik Nusantara Daerah Sumatera Utara
Musik daerah Sumatera Utara banyak dipengaruhi oleh music gereja. Musik daerah ini ada dua macam.

1) Tata Ganing
Alat music ini menggunakan tangga nada diatonis. Alat music yang digunakan adalah : gerantung, Tanggelong, Suling, Gong, Arbab, Hasapi, Hapetan, dan Kulcapi. Lagu-lagu yang terkenal diantaranya, Anju Au, Butet, Dago Inang Sage, Liso, Madedek Magambiri, Mariam Tomong, Rambadia, Sengko-sengko, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, dan Setara Tilo.

2) Gondang
Adalah music berbentuk ensambel gendang yang merupakan ciri daerah ini. Alat musik yang digunakan adalah : Sembilan buah gendang besar (gondang) yang memiliki perbedaan ukuran, sekelompok gong berukuran kecil sampai dengan ukuran besar, dan sepasang simbal.

c. Musik Nusantara Daerah Nias
Musik daerah Nias terdiri atas empat atau tiga nada dalam satu oktaf. Jenis alat musiknya adalah :
  • Gong dengan berbagai ukuran. Gong ukuran besar disebut gong, dan yang kecil disebut faritia atau saraina.
  • Lagiya (semacam rebab)
  • Koko (semacam celempung atau kecapi)
  • Gendang yang panjangnya 3 meter dengan nama tamburu, gendera, cucu, fodrahi, dan tabunara.
  • Garfutala adalah bambu yang disebut drudirana.
  • Suling yang disebut dengan istilah sigu mbawa atau surune mbawa.


d. Musik Nusantara Daerah Sumatera Barat / Minangkabau
Musik daerah minangkabau dikenal dengan istilah talempong. Jenis alat musik yang digunakan adalah :
  • Alat musik tiup, terdiri atas saluang, bansi, serunai, dan suling.
  • Alat music perkusi (dipukul), terdiri atas gendang dol (gendang besar), ketipung, rebana, gendang sedang, talempong, dan gong.
  • Alat music barat sebagai music pendukung, diantaranya gitar, terompet, dan biola.

Di daerah Minangkabau, music talempong tetap bertahan secara murni sebagai warisan nenek moyang.

2. Seni Patung 

Patung Dewi Kwan Im
Patung ini berada di Sumatera Utara khususnya di Medan. Patung ini berlokasi di Vihara Avalokitesvara. Patung ini memiliki tinggi 22,8 meter.

3. Seni Film

Pulau Sumatera, khususnya Sumatera Barat banyak menyimpan cerita-cerita, baik cerita rakyat maupun cerita roman dan fiksi. Beberapa cerita bahkan pernah diangkat menjadi film, diantaranya : Malin Kundang, Siti Nurbaya, Di Bawah Lindungan Ka’Bah, dan lain-lain.

Dava

Hanya seorang manusia biasa yang hobi nonton film dan main game

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form