Pergerakan Nasional adalah suatu bentuk perlawanan terhadap kaum penjajah yang dilaksanakan tidak dengan menggunakan kekuatan bersenjata,tetapi menggunakan organisasi yang bergerak dibidang sosial,budaya,ekonomi,dan politik.
TOKOH DAERAH DALAM PERGERAKAN NASIONAL
1. SULTAN AGUNG
Beliau adalah seorang raja mataram yang paling terkenal yang mengerahkan 10.000 prajurit ke Batavia untuk mengusir Belanda namun serangan ini gagal ,karena Belanda mendapatkan bantuan dari daerah lain. Pada tahun 1629 menyerang lagi,namun mengalami kegagalan.
Walaupun telah 2 kali mengalami kegagalan,Sultan Agung telah menunjukan kepada Belanda bahwa bangsa Indonesia tidak mau dijajah.
2. PATTIMURA
Beliau adalah pahlawan dari maluku,pasukan Pattimura (Thomas Matulesi) berhasil merebut Benteng Duursted pada tanggal 16 Mei 1817 menewaskan Residen Van Den Berg.
Dengan bantuan seorang pahlawan putri yang bernama Kristina Matra Tiahahu bersama rakyat berjuang terus untuk mengusir Belanda,namun Belanda berhasil ditangkap oleh Belanda,Pattimura dihukum gantung karena menolak untuk bekerja sama. Pattimura dengan lantang mengatakan “Pattimura tua boleh dihancurkan,tetapi Pattimura-Pattimura muda akan bangkit”
Dengan bantuan seorang pahlawan putri yang bernama Kristina Matra Tiahahu bersama rakyat berjuang terus untuk mengusir Belanda,namun Belanda berhasil ditangkap oleh Belanda,Pattimura dihukum gantung karena menolak untuk bekerja sama. Pattimura dengan lantang mengatakan “Pattimura tua boleh dihancurkan,tetapi Pattimura-Pattimura muda akan bangkit”
3. UNTUNG SUROPATI
Melakukan perlawanan diwilayah Jawa Tengah sampai Jawa Timur dipicu oleh ketidakadilan dan penghianatan bangsa Belanda. Penawanannya dimulai tahun 1686 di Jawa Barat,Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untung Suropati berhasil mengusir Pasukan Belanda dan membunuh pimpinannya Kapten Tack.
Kemudian Untung Suropati mengangkat dirinya sebagai Adipati Wiranegara di Bangil,Jawa Timur. Belanda menyerang Bangil dan banyak menimbulkan korban dari kedua belah pihak,termasuk Untung Suropati.
4. PANGERAN DIPONEGORO
Raden Mas Ontowirya (Pangeran Diponegoro) dari Kesultanan Yogyakarta berkeinginan mengusir Belanda. Perang dimulai setelah Belanda membuat jalan melalui makam leluhur pangeran diponegoro. Berlangsung pada tahun 1825-1830 dengan pusat pertahan di Serang. Perang menggunakan siasat Perang Gerilya. Siasat ini berhasil kemudian perang meluas,karena kewalahan Jendral De Kock melakukan suatu tipu Muslihat menyerah.
Kemudian Belanda menyusun strategi untuk berpura-pura ingin melakukan perundingan untuk menangkap pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado kemudian dipindahkan ke Makassar sampai wafat tahun 1855.
5. TUANKU IMAM BONJOL
Beliau melakukan perlawanan di Minangkabau,Sumatra Barat. Perlawanan tersebut disebut Perang Paderi ini berkobar mulai tahun 1821-1837. pada awalnya perang paderi karena adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum paderi peristiwa ini menjadi kesempatan Belanda merebut Sumatra Barat dengan siasat politik Adudomba.
Tuanku Imam Bonjol ditangkap diasingkan ke Cianjur kemudian dipindahkan ke Ambon dan Makassar sampai wafat.
6. SISINGAMANGARAJA XII
Sisingamangaraja XII (lahir di Bakara, 18 Februari 1845 – meninggal di Dairi, 17 Juni 1907 pada umur 62 tahun) adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara, pejuang yang berperang melawan Belanda, kemudian diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961.
Sebelumnya ia dimakamkan di Tarutung Tapanuli Utara, lalu dipindahkan ke Soposurung, Balige pada tahun 1953.
7. SULTAN HASSANUDDIN
Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 - meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja.
Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia dimakamkan di Katangka, Makassar
8. NYI AGENG SERANG
Nyi Ageng Serang bernama asli Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi (Serang, Purwodadi, Jawa Tengah, 1752 - Yogyakarta, 1828) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah anak Pangeran Natapraja yang menguasai wilayah terpencil dari kerajaan Mataram tepatnya di Serang yang sekarang wilayah perbatasan Grobogan-Sragen.
Setelah ayahnya wafat Nyi Ageng Serang menggantikan kedudukan ayahnya. Nyi Ageng Serang adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga, ia juga mempunyai keturunan seorang Pahlawan nasional yaitu Ki Hajar Dewantara. Ia dimakamkan di Kalibawang, Kulon Progo.
Warga Kulon Progo mengabadikan monumen beliau di tengah kota Wates berupa patung beliau sedang menaiki kuda dengan gagah berani membawa tombak.`
TOKOH NASIONAL DALAM PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
1. KI HAJAR DEWANTARA
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Tahun 1912 Ki Hajar Dewantara bersama dengan Dr. Cipto Mangunkusumo dan Dowes Dekker mendirikan indische Partij yang bertujuan memperjuangkan Indonesia yang merdeka dan berdaulat Mereka bertiga disebut sebagai Tiga Serangkai.
Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah yang diberi nama Taman Siswa, beliau kemudian dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional
2. Dr. SOETOMO
Dr Soetomo lahir pada 30 Juli 1888. Pada 20 Mei 1908 Dr Soetomo bersama dengan Dr. Wahidin Soedirohoesodo mendirikan organisasi Budi Utomo. Tujuannya adalah mempertinggi derajat bangsa Indonesia dan mempertinggi keluhuran budi orang Jawa.
Sutomo bercita-cita memakmurkan rakyat Indonesia. Beliau bertekad memperkecil perbedaan antara orang kaya dan miskin, serta antara kaum terpelajar dan rakyat biasa.
3. AHMAD DAHLAN
Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan agama di Mekkah.
Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan agama Islam sesuai dengan Al Quran dan Hadist
4. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO
Dr Cipto Mangunkusumo lahir di Ambarawa, 1886, adalah tokoh pendiri Indische Partij, dan dikenal sebagai Tiga Serangkai bersama Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara. Cipto aktif menulis di koran De Locomotief sejak 1907. Tulisannya banyak mengkritik Belanda maupun budaya feodal para priyayi. Sebelum mendirikan Indische Partij bersama Tiga Serangkai, Cipto aktif dalam pergerakan Budi Utomo.
Namun, karena perbedaan visi dan Cipto merasa Budi Utomo kurang mewakili aspirasi politiknya, maka ia mengundurkan diri dari kepengurusan dan bahkan keluar. Cipto terlibat dalam aksi Komite Bumi Putera melawan Belanda, berbuntut penangkapan terhadap Tiga Serangkai oleh pemerintah Belanda. Selama masa pembuangan, mereka tetap mengobarkan perlawanan lewat tulisan.
5. SOEKARNO
Kebangkitan nasional bukan saja pada masa berdirinya organisasi-organisasi pergerakan nasional, namun hingga saat ini juga. Soekarno berjasa besar bagi bangsa Indonesia. Perjuangannya menjelang detik-detik proklamasi tidak dapat dilupakan. Aktif dalam organisasi PUTRA yang berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia pun tidak dapat dilupakan.
Walaupun setelah kemerdekaan, pada masa demokrasi terpimpin ia bertindak bagaikan diktator, semua jasanya tak dapat dilupa. Pada saat agresi militer I ketika Indonesia terdesak, beliau memerintahkan Syafrudin Prawiranegara untuk melanjutkan perjuangan Indonesia dengan mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Walaupun dengan risiko ditangkap oleh Belanda karena kondisi Yogyakarta pada saat itu masih sangat rawan. Inilah semangat perjuangan yang harus dimiliki segenap bangsa.
6. MOHAMMAD HATTA
Mohammad Hatta,beliau turut aktif dalam beberapa organisasi pergerakan. Beberapa kali ditangkap oleh Belanda tidak memupuskan semangat perjuangannya.
Beberapa organisasi seperti Indische Vereeniging dan Club Pendidikan Nasional Indonesia pernah ia geluti. Perannya sebagai Bapak Proklamator menjadi faktor utama yang membuat dirinya dikenal oleh khalayak ramai. Pada sidang BPUPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia, beliau diangkat menjadi wakil presiden Republik Indonesia dan Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia.
7. DOUWES DEKKER
Ernest François Eugène Douwes Dekker,tokoh ini masih juga berdarah Indonesia. Namun tidak sepenuhnya. Tetapi keberadaanya bagi Indonesia sangat bermakna. Beliau mendirikan Nationale Indische Partij pada tahun 1912, Nationale Indische Partij merupakan sebuah partai politik. Menilai Budi Utomo terbatas pada bidang kebudayaan saja, maka Douwes Dekker mendirikan sebuah partai politik.
Ernest François Eugène Douwes Dekker masih terhitung saudara dengan pengarang buku Max Haveelar, Eduard Douwes Dekker. Douwes Dekker sendiri yang tidak sepenuhnya berdarah Indonesia, namun ia dengan segenap jiwa dan raga berjuang untuk pergerakan nasional Indonesia. National Indische Partij pun aktif dalam berbagai organisasi internasional, seperti Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan, serta Liga Demokrasi Internasional untuk menarik perhatian dunia internasional. Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan tenaganya demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
8. R.A KARTINI
Raden Ajeng Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. beliaun juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 kartini meninggal dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”
9. WAHID HASYIM
Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU( Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat islam baik dalam hal agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. 4 tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.
10. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah pencetus berdirinya Organisasi Budi Utomo. Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah inspitrator bagi pembentukan organisasi modern pertama untuk kalangan priyayi jawa.
Ia lulusan sekolah Dokter Jawa dan bekerja sebagai dokter pemerintahan di Yogyakarta sampai tahun 1899. pada tahun 1901 menjadi redaktur majalah Retno Dhoemilah”Ratna yang berkilauan “.
Tags
Sejarah