Masa Pendudukan Jepang Di Indonesia


A. Awal Perang Dunia II di Asia Pasifik

Perang Dunia II di Asia Pasifik dimulai pada tanggal 1 Desember 1941 dengan penyerangan yang dilakukan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. Penyerangan tersebut dimenangkan oleh Jepang dan secara cepat Jepang menguasai negara-negara di kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia.

Pada bulan Januari 1942, Jepang mendarat dan memasuki Indonesia. Tentara Jepang masuk ke Indonesia melalui Ambon dan menguasai seluruh Maluku. Serangan Jepang begitu cepat hingga dapat menguasai berbagai kota, seperti: Tarakan (10 Januari 1942), Samarinda (3 Februari 1942), Ambon (4 Februari 1942), Banjarmasin (10 Februari 1942), Palembang (14 Februari 1942). Lalu pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil menguasai kota Banten, Eretan (Indramayu), dan Rembang. Pada tanggal 5 Maret 1942 Jepang berhasil menguasai Batavia. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 pemerintah Hindia-Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

Penyerahan tersebut dilakukan di daerah Kalijati, Subang, Jawa Barat. Penyerahan tersebut dinamai dengan Perjanjian Kalijati yang ditandatangani oleh pihak Belanda yang diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenbourgh dan Letjend Ter Poorten, sedangkan dari pihak Jepang diwakili oleh Letjend Hitoshi Imamura. dengan ditandatanganinya Perjanjian Kalijati, maka Jepang mulai menjajah Indonesia.

B. Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia

Faktor yang mendorong Jepang menjadi negara Imperialis:

  • Adanya Restorasi Meiji (1868-1912). Perkembangan Jepang dalam berbagai bidang (Industri, pemerintahan, angkatan perang, pendidikan, perdagangan) membuat Jepang mencari daerah sebagai pusat bahan mentah dan pemasaran hasil industrinya.
  • Pertambahan penduduk yang pesat.
  • Pengaruh ajaran Shinto tentang Hakko I Chiu yang menginginkan tersusunnya dunia dalam satu keluarga dibawah pimpinan Jepang.
Faktor-Faktor tersebut mendorong Jepang melakukan ekspansi ke berbagai negara di Asia Timur dan Tenggara.

C. Faktor-Faktor yang Mendorong Jepang Menguasai Indonesia

Faktor-Faktor yang mendorong Jepang ingin menguasai Indonesia:

  1. Indonesia kaya bahan mentah untuk Industri dan kepentingan militer.
  2. Indonesia memiliki penduduk yang banyak sehingga meningkatkan potensi untuk pemasaran hasil industri.
  3. Indonesia memiliki posisi yang strategis baik perhitungan secara militer maupun perdagangan.
  4. Indonesia dapat dijadikan sebagai sumber tenaga untuk melawan sekutu.

D. Usaha Jepang Menanamkan Kekuasaan di Indonesia

Setelah Belanda menyerah pada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942. Jepang membentuk pemerintahan militer di Indonesia dengan membagi wilayah Indonesia menjadi tiga (3) bagian dengan dasar UU no 1 pasal 1, yaitu:

  • Jawa, pusatnya di Batavia dibawah pimpinan tentara 16.
  • Sumatra, pusatnya di Bukit Tinggi dibawah pimpinan tentara 26.
  • Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Barat dengan pusatnya di Makasar, dibawah pimpinan Armada Laut 2.

Selain itu, Jawa dibagi menjadi 3 tambahan dan 2 daerah istimewa (koci), yaitu:

  • Jawa Barat, pusatnya di Bandung.
  • Jawa Tengah, pusatnya di Semarang.
  • Jawa Timur, pusatnya di Surabaya.
  • Surakarta (koci)
  • Yogyakarta (koci)

E. Politik Jepang di Indonesia

Penjajahan Jepang di Indonesia dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1. Menarik simpati bangsa Indonesia dengan melakukan cara-cara sebagai berikut:

  • Melakukan propaganda Gerakan 3 A (Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, dan Nippon pemimpin Asia).
  • Bendera Merah Putih dan Lagu Indonesia Raya boleh dikibarkan dan dinyanyikan bersama dengan Hinomaru (Bendera Jepang) dan Kimigayo (Lagu Kebangsaan Jepang).
  • Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi disamping bahasa Jepang.
  • Mengikutsertakan orang-orang Indonesia dalam organisasi/lembaga pemerintahan Jepang.
  • Mempercayai umat Islam (MIAI/Majelis Islam A'la Indonesia).
  • Jepang mengaku sebagai Saudara Tua bangsa Indonesia.

2. Melakukan eksploitasi sumber daya alam dan tenaga manusia
a) Eksploitasi sumber daya alam antara lain:

  • Semua harta peninggalan milik bangsa Belanda disita, seperti : perkebunan, pabrik, bank, dll.
  • Mengawasi dan memonopoli penjualan hasil perkebunan teh, karet, kina, dan kopi.
  • Melancarkan kampanye penyerahan barang dan menambah bahan pangan secara besar-besaran. Kampanye ini dilakukan oleh Jawa Hokokai (Himpunan Kebangkitan Jawa), Nayo Kumiami (Koperasi Pertanian), dan instansi-instansi pemerintah lainnya.
  • Menganjurkan untuk memperbesar produksi pangan dengan membuka area baru yang menyebabkan kerusakan hutan.
  • Jenis perkebunan yang tidak menunjang usaha perang dimusnahkan dan digantikan dengan tanaman bahan makanan.
  • Rakyat hanya memperoleh 20% dari hasil panen, 30% harus disetorkan kepada pemerintah Jepang dan 50% disediakan untuk bibit dan disetorkan kepada lumbung desa.
  • Rakyat dibebani dengan pekerjaan tambahan menanam pohon jarak yang digunakan sebagai pelumas bagi mesin-mesin perang.

b) Eksploitasi tenaga manusia antara lain:

  • Romusha, yaitu kerja paksa tanpa upah yang dilaksanakan pada masa pendudukan Jepang. Rakyat Indonesia dipaksa untuk membangun jalan raya, jalan kereta api, terowongan, pangkalan militer, dan benteng-benteng pertahanan. Panitia pengerahan romusya disebut Romukyokai.
  • Kinrohoshi, yaitu kerja bakti yang lebih mengarah ke kerja paksa. Wajib kerja bakti ini diperlakukan bagi masyarakat seperti pamong desa dan pegawai rendahan. Untuk menghilangkan rasa takut rakyat, sejak tahun 1943 Jepang melancarkan propaganda baru, yang mengatakan bahwa romusya adalah "prajurit ekonomi" atau "pahlawan pekerja". Mereka digambarkan sebagai prajurit-prajurit yang menunaikan tugas.
  • Pembentukan wajib ikut organisasi semi militer dan resmi militer
  • Organisasi semi militer, seperti : Seinendan (Barisan Pemuda), Fujinkai (Barisan Wanita), dan Gakutofai (Barisan Pelajar).
  • Organisasi Militer, seperti : Heiho (Barisan Pembantu Tentara Jepang), Peta (Pembela Tanah Air), dan Keibodan (Barisan Pembantu Polisi).

F. Kebijakan Pemerintah Jepang

1) Bidang Politik

Pada tanggal 20 Maret 1942 dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia) merupakan satu-satunya organisasi pergerakan nasional yang masih diperkenankan berdiri, namun dalam perkembangannya dianggap membahayakan Jepang dan akhirnya juga dibubarkan dan sebagai gantinya dibentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang diketuai oleh K.H. Hasyim Ashari.

Beberapa organisasi politik bentukan Jepang antara lain:

a. Gerakan 3A
Gerakan ini dibentuk pada bulan April 1942 dan dipimpin oleh Hiyosyi Shimzu dan Mr Samsudin. Gerakan 3A bertujuan untuk merekrut dan mengerahkan tenaga rakyat untuk menghadapi perang pasifik. Gerakan ini hanya berumur beberapa bulan karena rakyat tak sanggup menghadapi kekejaman militer Jepang.

b. PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
PUTERA dibentuk pada bulan Maret 1943 dan dipimpin oleh 4 serangkai (Ir Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansur). Tujuan PUTERA adalah membujuk kaum nasionalis dan intelektual agar menyumbang tenaga dan pikirannya kepada pemerintah Jepang. Namun PUTERA dibubarkan oleh Jepang karena organisasi ini malah digunakan untuk membina semangat perjuangan bagi terwujudnya Indonesia Merdeka.

c. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
Organisasi ini dibentuk sebagai pengganti organisasi PUTERA. Jawa Hokokai dibentuk pada tanggal 1 Januari 1944. Jawa Hokokai dibentuk agar rakyat lebih banyak berbakti kepada Jepang dengan semangat pengorbanan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti nyata.

Profesi yang dimasukkan dalam Jawa Hokokai, antara lain:

  1. Izi Hokokai (Kebangkitan para dokter)
  2. Kyoiku Hokokai ( Kebangkitan para guru)
  3. Fujinkai (Organisasi wanita)
  4. Keimin Bunka Shidhosho (Pusat kebudayaan)
Kegiatan Jawa Hokokai meliputi pengumpulan barang, permata, dan benda-benda yang digunakan untuk keperluan perang. Adapun organisasi yang tumbuh dari Jawa Hokokai, yaitu organisasi Barisan Pelopor. Barisan Pelopor dibentuk pada tanggal 14 September 1944 yang diketuai oleh Ir. Soekarno dengan wakil ketua R.P. Soeroso. Barisan Pelopor bertujuan untuk melatih kemiliteran para pemuda bangsa Indonesia.

d. Chou Sangi In (Badan Penasehat Pusat)
Badan ini berdiri pada tanggal 5 September 1943, dengan ketua Ir. Soekarno. Badan ini bertugas memberi nasehat kepada Seiko Sikikan, yaitu penguasa militer Jepang di Indonesia. Oleh tokoh nasionalis, badan ini dipergunakan untuk mengerahkan massa dan latihan disiplin agar taat kepada pimpinan.

2) Bidang ekonomi

Hal-Hal yang diberlakukan Jepang pada perekonomian, antara lain:

  1. Menerapkan sistem ekonomi Autarki, yaitu tiap-tiap daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
  2. Mewajibkan rakyat untuk meyerahkan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) dan Nagyo Kumiami (Koperasi Pertanian).

3) Bidang Sosial Budaya


  • Dibentuknya romukyokai (Panitia pengarah romusya) yang bertugas untuk mengerahkan tenaga rakyat untuk menjadi pekerja romusya.
  • Dibentuknya Kinrohoshi, yaitu wajib kerja tanpa upah bagi tokoh masyarakat, seperti pamong desa dan para pegawai rendah. Mereka banyak dikirimkan keluar Pulau Jawa untuk membuat pertahanan tentara Jepang.
  • Rakyat diharuskan melakukan Seikeirei, yaitu sikap penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah timur setiap pagi hari.
  • Mendirikan Keimin Bunkan Shido So, yaitu pusat kebudayaan yang bertujuan agar para seniman tidak menyimpang dari kepentingan Jepang.
  • Membentuk Tonarigumi atau yang lebih dikenal dengan RT (Rukun Tetangga) dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan rakyat.

4) Bidang Militer

Jepang membentuk organisasi militer dan semi militer untuk memperkuat kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik.

G. Perjuangan Rakyat Indonesia dalam Melawan Penjajahan Jepang

1. Perjuangan dengan strategi bawah tanah
Terdapat beberapa kelompok gerakan nasional yang melakukan perlawanan dengan strategi ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Sutan Syahrir
Kelompok ini bergerak dengan cara memberi kursus politik kaum terpelajar yang ada di Jakarta dan kota besar lainnya.

b. Kelompok Kaigun
Kelompok ini berisi para pemuda Indonesia yang memiliki hubungan dengan Kaigun (Angkatan Laut Jepang) yaitu laksamana Maeda.

c. Kelompok Sukarni
Kelompok ini bertempat di Asrama Angkatan Baru di Jalan Menteng 31, Jakarta.

d. Kelompok Persatuan Mahasiswa

e. Kelompok Amir Syariffudin

2. Perjuangan dengan senjata (Perlawanan Bersenjata)
a. Perlawanan di Aceh
Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan di Aceh terjadi dengan 3 serangan, serangan yang ketiga menyebabkan gugurnya Tengku Abdul Jalil. Setelah itu terjadi pemberontakan di Jangka Buya yang dipimpin oleh T. Hamid

b. Perlawanan di Singaparna
Perlawanan rakyat Singaparna ini terjadi pada bulan Februari 1944 dan dipimpin oleh Kyai Zaenal Mustafa. Perlawanan ini bermula karena rakyat Singaparna tidak terima atas perlakuan dari tentara Jepang yang semena-mena.

c. Perlawanan di Indramayu
Perlawanan ini terjadi di Desa Kaplongan, Distrik Karang Ampel pada bulan April 1944.

d. Perlawanan di Kalimantan
Perlawanan ini dipimpin oleh Pang Suma

e. Perlawanan di Irian Barat
Terjadi melalui geraklan Koreri di Biak yang dipimpin oleh L. Lungkorem

Dava

Hanya seorang manusia biasa yang hobi nonton film dan main game

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form